Makan Sambil Berdiri, Ternyata Kebiasaan Ini Bisa Mengganggu Lambung
Kebiasaan makan sambil berdiri sering dianggap wajar di tengah aktivitas padat, padahal cara ini bisa memengaruhi kerja sistem pencernaan dan kesehatan lambung.
Bagi banyak orang, makan sambil berdiri terasa praktisâapalagi saat terburu-buru di tempat kerja, pesta, atau acara santai. Namun di balik kepraktisannya, kebiasaan ini ternyata dapat berdampak buruk pada sistem pencernaan jika dilakukan terus-menerus.
Menurut ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Diana Sunardi, posisi tubuh saat makan berperan besar dalam proses pencernaan. âSaat seseorang makan sambil berdiri, makanan bisa turun ke lambung terlalu cepat sebelum benar-benar hancur di mulut. Hal ini dapat membuat kerja lambung lebih berat dan memicu rasa tidak nyaman,â jelasnya.
Selain itu, makan sambil berdiri juga bisa meningkatkan risiko refluks asam lambung atau GERD. Dalam posisi berdiri, tekanan pada otot sfingter esofagus bagian bawah menjadi tidak seimbang, sehingga asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan. Akibatnya, sebagian orang mengalami sensasi terbakar di dada atau nyeri ulu hati setelah makan.
Ahli penyakit dalam dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Ari Fahrial Syam, menambahkan bahwa makan dengan terburu-buruâtermasuk saat berdiriâsering disertai dengan masuknya udara ke saluran pencernaan. âUdara yang ikut tertelan bisa membuat perut terasa kembung dan begah. Karena itu, sebaiknya makan dilakukan sambil duduk dengan posisi tubuh tegak dan santai,â ujarnya.
Posisi duduk yang baik saat makan adalah duduk tegak dengan punggung sedikit bersandar dan kaki menapak lantai. Posisi ini membantu aliran makanan dari mulut ke lambung berjalan lancar dan mencegah tekanan berlebih pada perut. Mengunyah makanan dengan perlahan juga memberi waktu bagi enzim pencernaan untuk bekerja secara optimal.
Selain soal posisi, suasana saat makan juga berpengaruh. Makan dengan tenang tanpa distraksi seperti bekerja atau bermain ponsel membantu tubuh lebih fokus pada proses pencernaan. Dengan begitu, sistem pencernaan bisa bekerja lebih efisien dan risiko gangguan lambung pun menurun.





