Safe and SecureUpdate News

Mana Lebih Aman, Kendaraan Listrik atau Konvensional?

Dengan meningkatnya jumlah kendaraan listrik di Indonesia hingga lebih dari 120 ribu unit pada 2025, pertanyaan soal tingkat keamanannya dibanding kendaraan konvensional semakin menjadi perhatian. Para ahli menyoroti faktor risiko dari sisi baterai, emisi, dan keselamatan penumpang.

Tren kendaraan listrik (EV) di Indonesia menunjukkan lonjakan signifikan dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan RI, hingga April 2025, jumlah kendaraan listrik yang terdaftar mencapai 121.325 unit, meningkat lebih dari 60% dibandingkan tahun 2023.

Di tengah lonjakan ini, masyarakat dan pengamat otomotif ramai membahas mana yang lebih aman: kendaraan listrik atau kendaraan berbahan bakar konvensional (BBM)?

Menurut Dr. Irwan Santoso, pengamat transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), kendaraan listrik menawarkan tingkat keamanan lingkungan yang lebih baik karena nol emisi langsung dan risiko kebakaran akibat bahan bakar lebih rendah. “Namun, potensi kebakaran akibat kegagalan baterai masih menjadi tantangan yang perlu dikelola serius,” ujarnya.

Laporan dari Global EV Outlook 2024 menyebut bahwa insiden kebakaran kendaraan listrik terjadi 0,3 kali per 100.000 unit, lebih rendah dibanding kendaraan konvensional yang tercatat 1,5 kali per 100.000 unit. Namun, jika kebakaran terjadi pada EV, biasanya lebih sulit dipadamkan karena melibatkan reaksi kimia baterai lithium-ion.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Hendro Sugiatno, menegaskan bahwa semua kendaraan, baik listrik maupun BBM, wajib melalui uji tipe dan uji keselamatan berkala. “Kami telah memperbarui standar keselamatan untuk kendaraan listrik, termasuk pengujian baterai, sistem kelistrikan, dan ketahanan struktur bodi,” jelasnya.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa kasus kecelakaan lalu lintas akibat korsleting atau ledakan kendaraan listrik belum signifikan dibandingkan kecelakaan akibat human error pada kendaraan konvensional. Mayoritas kecelakaan EV lebih disebabkan oleh kelalaian pengendara, bukan sistem kendaraan.

Read More  Solusi bagi Pelaku Usaha Percepat Pembiayaan Melalui BNIdirect Supply Chain

Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) mencatat bahwa edukasi dan standar teknis yang baik akan menekan risiko tersebut. “Pengguna perlu memahami cara pengisian baterai yang aman, serta merawat sistem listrik dengan benar,” kata Gunadi Sindhuwinata, Ketua AISMOLI.

Meski kendaraan listrik dinilai lebih ramah lingkungan dan lebih hemat jangka panjang, dari sisi ketersediaan infrastruktur pengisian daya (SPKLU) dan pengolahan limbah baterai, masih ada tantangan yang harus diselesaikan oleh pemerintah dan produsen otomotif.

Baik kendaraan listrik maupun konvensional memiliki risiko dan kelebihan masing-masing. Kendaraan listrik unggul dari sisi emisi dan efisiensi, namun masih perlu penguatan dari aspek edukasi keselamatan dan infrastruktur. Kendaraan konvensional lebih familiar bagi pengguna, namun memiliki dampak lingkungan dan risiko kebakaran lebih tinggi.

Back to top button