HealthcareSafe and SecureUpdate News

Marak Kasus Keracunan Makanan, Seperti ini Pencegahan dan Penanganannya

Kasus keracunan makanan di Indonesia menunjukkan tren peningkatan pada tahun 2025, dengan ribuan korban dilaporkan di berbagai daerah. Penting bagi masyarakat untuk memahami penyebab, pencegahan, dan penanganan yang tepat

Kasus keracunan makanan di Indonesia mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2025. Data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat sebanyak 492 kasus keracunan makanan terjadi hingga Mei 2025, dengan mayoritas korban berasal dari kelompok usia remaja dan dewasa awal.

Salah satu insiden terbesar terjadi di Bogor, lebih dari 200 siswa mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kasus serupa juga dilaporkan di Klaten, Jawa Tengah, dengan 127 warga terdampak setelah menyantap nasi kotak dalam sebuah acara hajatan.

Menurut Dr. Rachim, Kepala Dinas Kesehatan Bogor, penyebab utama keracunan makanan adalah kelalaian dalam proses penyimpanan dan pengolahan makanan. “Banyak kasus terjadi karena makanan tidak disimpan pada suhu yang tepat atau terkontaminasi oleh bakteri selama proses pengolahan,” jelasnya.

Untuk mencegah keracunan makanan, masyarakat disarankan untuk:

  • Menjaga kebersihan: Cuci tangan sebelum dan sesudah menangani makanan, serta pastikan peralatan masak bersih.
  • Memisahkan makanan mentah dan matang: Gunakan talenan dan peralatan berbeda untuk daging mentah dan makanan siap saji.
  • Memasak makanan hingga matang sempurna: Pastikan makanan, terutama daging dan telur, dimasak hingga suhu internal yang aman.
  • Menyimpan makanan dengan benar: Simpan makanan pada suhu yang sesuai dan hindari menyimpan makanan terlalu lama di suhu ruang.

Jika mengalami gejala keracunan makanan seperti mual, muntah, diare, atau sakit perut, langkah penanganan yang bisa segera dilakukan :

  • Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi.
  • Beristirahat untuk membantu pemulihan tubuh.
  • Konsumsi makanan ringan. Setelah gejala mereda, konsumsi makanan yang mudah dicerna seperti bubur atau pisang.
  • Hindari obat tanpa resep. Jangan mengonsumsi obat antidiare tanpa konsultasi dokter, karena dapat memperlambat proses pembuangan racun dari tubuh.
Read More  Scuderia Ferrari dan IBM Luncurkan Aplikasi Mobile AI, Pengalaman Digital Tifosi Naik Level!

Dr. Rachim menambahkan, “Segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan terdekat jika gejala tidak membaik dalam 24 jam atau jika mengalami dehidrasi berat.” Dengan meningkatnya kasus keracunan makanan, penting bagi masyarakat untuk lebih waspada dan menerapkan langkah-langkah pencegahan serta penanganan yang tepat guna menjaga kesehatan diri dan keluarga.

Back to top button