Mengapa Emas Kini Jadi Komoditas Paling Berharga di Dunia?
Harga emas dunia melonjak ke level tertinggi dalam sejarah, dan logam mulia ini kembali dipandang sebagai simbol kestabilan ekonomi serta aset paling aman di tengah gejolak global.
Nilai emas terus menanjak dan kini menjadi salah satu komoditas paling berharga di dunia. Harga emas Antam hari ini, Kamis (16/10/2025), tercatat di level Rp2.648.000 per gram, mencetak rekor baru setelah beberapa pekan berturut-turut mengalami kenaikan. Di pasar global, harga emas menembus USD 4.220 per troy ounce, menandakan permintaan tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi.
Kenaikan tajam ini bukan hanya disebabkan oleh tren investasi jangka pendek, tetapi karena emas memiliki karakter unik yang tak tergantikan oleh komoditas lain. Dalam konteks ekonomi, emas dipandang sebagai aset dengan nilai intrinsik yang kuat. Ia tidak bergantung pada kepercayaan terhadap pemerintah, perusahaan, atau mata uang tertentu â melainkan bernilai karena kelangkaan dan kestabilannya.
Ekonom dari Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, menjelaskan bahwa emas kini berfungsi ganda: sebagai instrumen investasi sekaligus alat pelindung nilai. âKetika inflasi naik dan ketidakpastian global meningkat, investor mencari aset yang nilainya tidak mudah tergerus. Emas memenuhi kriteria itu,â ujarnya di Jakarta.
Dalam sistem keuangan modern, emas tetap menjadi patokan kepercayaan global. Meskipun tidak lagi digunakan sebagai alat tukar resmi, cadangan emas masih menjadi dasar stabilitas keuangan banyak negara. Bank sentral di Asia dan Eropa bahkan meningkatkan pembelian emas sebagai langkah untuk memperkuat cadangan devisa dan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.
Dari sisi investasi, emas memiliki keunggulan karena tahan terhadap inflasi. Ketika nilai uang melemah, harga emas justru meningkat. Hal ini menjadikannya instrumen yang populer di kalangan investor ritel maupun institusional. Di Indonesia, permintaan emas fisik dan digital meningkat signifikan dalam beberapa bulan terakhir, terutama di tengah pelemahan rupiah dan fluktuasi pasar saham global.
Selain nilai ekonominya, emas juga memiliki peran simbolik dan historis yang kuat. Selama ribuan tahun, emas menjadi tolok ukur kekayaan dan alat tukar universal. Dalam era digital saat ini, peran itu berevolusi melalui inovasi seperti gold-backed tokens â aset digital yang menjadikan emas sebagai jaminan nilai di dunia virtual.
Analis pasar komoditas Ariston Tjendra menilai tren kenaikan harga emas masih akan berlanjut selama kondisi global tidak stabil. âSelama ketegangan geopolitik dan inflasi masih tinggi, harga emas bisa terus naik hingga akhir tahun,â ujarnya.
Emas bukan sekadar logam berwarna kuning berkilau. Ia adalah simbol kepercayaan, stabilitas, dan perlindungan nilai yang tetap relevan dari zaman kerajaan kuno hingga era ekonomi digital. Ketika uang bisa kehilangan nilai dan pasar bergejolak, emas tetap berdiri sebagai ukuran abadi dari kekayaan manusia.





