Safe and SecureUpdate News

Mengapa Kecelakaan Bus dan Truk di Indonesia Kerap Fatal?

Kecelakaan fatal yang melibatkan bus dan truk terus terjadi di Indonesia, menimbulkan kekhawatiran publik. Apa penyebab utamanya? Berikut penjelasan dari para ahli dan data terkini yang mengungkap faktor-faktor di balik tingginya angka kecelakaan tersebut.

Kecelakaan fatal yang melibatkan bus dan truk masih terus terjadi di Indonesia, menimbulkan kekhawatiran publik.  Seperti diketahui pada bulan Mei 2025 ini ada kecelakaan fatal yang melibatkan truk dan menyedot banyak perhatian masyarakat. Padsa  6 Mei 2025, sebuah bus Antar Lintas Sumatera (ALS) mengalami kecelakaan di Padang, Sumatera Barat, akibat rem blong saat menuruni jalan curam. Kecelakaan ini mengakibatkan 12 orang tewas dan 23 lainnya luka-luka.

Sehari kemudian  7 Mei 2025: Sebuah truk bermuatan material bangunan menabrak minibus yang membawa rombongan guru TK di Kalijambe, Purworejo, Jawa Tengah. Insiden ini menyebabkan 11 orang meninggal dunia dan beberapa lainnya luka-luka.

Berdasarkan data terbaru dari Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, hingga akhir Oktober 2024, telah terjadi 220.647 kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 22.609 kasus melibatkan kendaraan angkutan barang (truk), dan 17.651 kasus melibatkan angkutan orang (bus)

Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Darat, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Hananto Prakoso, menyebutkan, dari data Integrated Road Safety Management System (IRSMS) milik Korlantas Polri sepanjang Januari 2024 sampai dengan Maret 2025 mencatat telah terjadi kasus kecelakaan lalu lintas sebanyak 222.602 kasus yang melibatkan kendaraan angkutan barang sebesar 10,25 persen.

“Artinya terdapat lebih dari 22 ribu kecelakaan lalu lintas melibatkan kendaraan angkutan barang,” ungkap Hananto. Keterangan ini belum menyebutkan data yang kecelakaan yang melibatkan kendaraan angkutan penumpang berbagai ukuran

Read More  Digital Competitiveness Index 2025, Menyoroti Inovasi dan Kecerdasan Buatan

Para pengemudi dan pengguna armada harus memahami beberapa faktor utama penyebab tingginya angka kecelakaan pada bus dan truk antara lain

1. Kelalaian Pengemudi Menjadi Faktor Dominan

Menurut data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), sekitar 98% kecelakaan yang melibatkan bus dan truk disebabkan oleh kelalaian pengemudi. Hanya 1,7% terkait kondisi kendaraan, dan 0,3% akibat faktor prasarana.

Ahmad Wildan, Investigator Senior KNKT, menekankan bahwa banyak pengemudi tidak memahami sistem rem, dashboard instrumentasi, dan inspeksi pra-perjalanan. “90 persen masalah hard skill di pengemudi adalah mereka tidak paham sistem rem,” ujarnya.

2. Kelelahan Pengemudi dan Kurangnya Regulasi Jam Kerja

Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, menyatakan bahwa kelelahan pengemudi menyumbang sekitar 60% dari total kecelakaan kendaraan darat. “Masalah jam kerja dan jam istirahat, khususnya bagi pengemudi angkutan barang dan angkutan penumpang,” menjadi perhatian utama.

Kurangnya regulasi yang mengatur jam kerja dan istirahat pengemudi memperparah situasi, meningkatkan risiko microsleep yang berakibat fatal.

3. Krisis Pengemudi Kompeten

Indonesia menghadapi krisis pengemudi bus dan truk yang kompeten. Banyak pengemudi tidak memiliki pelatihan formal dan belajar mengemudi saat menjadi kernet. “Kondisi pengemudi bus dan truk mengalami penurunan, baik dari jumlah maupun secara kualitas,” kata Wildan.

Pandemi COVID-19 memperburuk situasi, dengan banyak pengemudi beralih profesi dan tidak kembali ke industri transportasi.

4. Rem Blong dan Kurangnya Pemahaman Teknologi Kendaraan

Kasus rem blong sering terjadi pada jalan menurun karena pengemudi tidak menggunakan gigi rendah atau memanfaatkan engine brake dan exhaust brake. “Kecelakaan rem blong pada bus dan truk di Indonesia hampir semuanya terjadi di jalan menurun,” ungkap KNKT.

5. Kurangnya Pengawasan dan Penegakan Hukum

Read More  Perempuan vs Pria: Siapa Lebih Aman Saat Mengemudi?

Cornelis Ferdinand Hotman Sirait dari Korlantas Polri menyoroti rendahnya tingkat kepatuhan hukum berlalu lintas masyarakat. “Optimalisasi penegakan hukum lalu lintas sangat diperlukan,” ujarnya.

Masih banyaknya kecelakaan fatal bus dan truk di Indonesia disebabkan  kombinasi berbagai faktor. Terutama kelalaian pengemudi, kelelahan, kurangnya pelatihan, dan minimnya regulasi serta penegakan hukum. Upaya bersama dari pemerintah, operator transportasi, dan masyarakat diperlukan untuk meningkatkan keselamatan di jalan

Back to top button