Mengapa Nyamuk Lebih Suka Golongan Darah O?
Tak banyak yang tahu, nyamuk rupanya punya preferensiâsejumlah studi menyebut pemilik golongan darah O lebih sering jadi sasaran gigitan serangga kecil pembawa penyakit ini.
Banyak dari kita mengeluh: âKenapa aku selalu digigit nyamuk, padahal teman-teman tidak?â Jawabannya bukan sekadar kebetulan. Penelitian menunjukkan beberapa faktor biologis dan lingkungan membuat sebagian orang lebih menarik bagi nyamuk, dan salah satu faktor yang sering disebut adalah golongan darah.
Beberapa studi laboratorium dan pengamatan menegaskan bahwa nyamuk cenderung lebih sering mendarat pada orang dengan golongan darah O dibanding golongan darah lain, khususnya bila dibandingkan dengan golongan darah A. Temuan ini berulang kali muncul dalam berbagai kajian yang menguji pilihan nyamuk pada âmenuâ darah yang berbeda. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Medical Entomology, partisipan dengan golongan darah O dilaporkan dua kali lebih sering menjadi sasaran nyamuk dibandingkan pemilik golongan darah A.
Meski begitu, peneliti juga memperingatkan agar pembaca tidak langsung menyimpulkan bahwa golongan darah adalah penyebab tunggal. Pada praktiknya, daya tarik nyamuk dipengaruhi banyak faktor: karbon dioksida yang kita hembuskan, suhu kulit, senyawa kimia di keringat, bakteri kulit yang berbeda antar individu, pakaian berwarna gelap, hingga kebiasaan seperti konsumsi alkohol. Artinya, seseorang dengan golongan darah A atau B tetap bisa lebih sering digigit jika faktor-faktor lain mendukung.
Selain âsiapaâ yang jadi sasaran, yang lebih penting adalah apa risiko kesehatan dari gigitan nyamuk. Nyamuk merupakan vektor penyakit paling berbahaya di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat nyamuk dapat menularkan lebih dari 200 penyakit. Beberapa di antaranya sangat familiar di Indonesia, yakni dengue (DBD), malaria, chikungunya, Zika, Japanese encephalitis, hingga filariasis. Di wilayah lain, nyamuk juga menyebarkan yellow fever dan West Nile virus. Penyakit-penyakit ini bisa menimbulkan gejala ringan hingga berat, bahkan berujung kematian jika tidak ditangani dengan cepat.
Perlu ditekankan: meski beberapa studi menunjukkan preferensi terhadap golongan darah O, hasil penelitian tidak seragamâsebagian riset berpendapat bukti masih belum cukup kuat dan perbedaan antarindividu lebih dikendalikan oleh sinyal biokimia non-darah seperti bau tubuh dan keluaran COâ. European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) juga menegaskan bahwa strategi pencegahan penyakit bawaan nyamuk harus fokus pada perlindungan diri dan pengendalian vektor, bukan hanya faktor golongan darah.
Praktisnya, bagaimana melindungi diri? WHO dan para ahli vektor merekomendasikan langkah sederhana namun efektif: gunakan repellent yang mengandung DEET, picaridin, atau IR3535 saat berada di area berisiko; pasang kelambu atau jaring anti-nyamuk; hilangkan tempat penampungan air tergenang di sekitar rumah; serta kenakan pakaian panjang berwarna terang saat beraktivitas di luar ruangan pada fajar atau senjaâwaktu aktif banyak spesies nyamuk.
Kesimpulannya: ya, nyamuk memang âmemilihâ target berdasarkan sejumlah sinyal, dan pemilik golongan darah O sering kali menjadi incaran utama. Namun preferensi itu hanyalah satu dari banyak penyebab. Karena nyamuk juga pembawa penyakit berbahaya, pencegahan kolektif dan kebiasaan melindungi diri tetap jadi kunci utama agar kita tidak jadi âmagnetâ bagi gigitan yang berisiko.



