Mengenal Sekolah Lansia, Program Pemerintah agar Usia Senja Tetap Sehat, Aktif, dan Bahagia
Pemerintah menghadirkan program Sekolah Lansia untuk membantu para warga lanjut usia tetap sehat, mandiri, dan berdaya melalui pembelajaran tentang kesehatan fisik, mental, dan sosial.
Menjadi tua bukan berarti berhenti belajar. Melalui program Sekolah Lansia, pemerintah ingin memastikan para lanjut usia (lansia) tetap aktif, sehat, dan bahagia di masa senja mereka. Program ini menjadi inovasi pendidikan nonformal yang menggabungkan pendekatan kesehatan, psikologi, dan sosial agar lansia tetap produktif dan berdaya guna.
Program Sekolah Lansia digagas oleh Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Sosial, perguruan tinggi, dan organisasi masyarakat. Tujuannya sederhana: membekali lansia dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menjaga kesehatan, mengenali tanda-tanda penyakit degeneratif, serta meningkatkan kualitas hidup di usia lanjut.
Menurut data Kementerian Kesehatan, Indonesia kini memasuki era aging population, di mana jumlah penduduk lansia terus meningkat. Karena itu, pembinaan dan edukasi menjadi sangat penting agar para lansia tidak hanya hidup lebih lama, tetapi juga hidup lebih sehat dan bahagia.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes, dr. Imran Agus Nurali, menjelaskan bahwa Sekolah Lansia bukanlah sekolah dalam arti formal, melainkan wadah pembelajaran berbasis komunitas.
âDi sini, para lansia belajar tentang gizi seimbang, aktivitas fisik ringan, pengelolaan stres, hingga cara menjaga hubungan sosial. Pendekatannya menyenangkan, seperti bermain peran, senam, dan diskusi kelompok,â ujarnya.
Kelas dalam Sekolah Lansia biasanya diadakan seminggu sekali di puskesmas, posyandu lansia, atau balai desa. Materi disusun agar mudah dipahami, mencakup topik-topik seperti:
- Pola makan sehat dan pengendalian penyakit kronis seperti hipertensi atau diabetes.
- Senam lansia dan olahraga ringan untuk menjaga kebugaran.
- Aktivitas sosial untuk mengurangi rasa kesepian.
- Pembelajaran spiritual dan psikologis agar tetap optimistis menghadapi masa tua.
Selain itu, para peserta juga didorong untuk saling berbagi pengalaman dan menjadi role model bagi teman sebaya mereka di komunitas masing-masing. Banyak dari mereka yang setelah lulus justru menjadi penggerak kegiatan lansia di daerahnya.
Salah satu peserta Sekolah Lansia di Sleman, Yogyakarta, Siti Maryam (67), mengaku banyak merasakan manfaatnya.
âSaya jadi lebih tahu cara makan yang benar dan tetap semangat olahraga. Sekarang tubuh rasanya lebih segar dan pikiran lebih tenang,â tuturnya.
Melalui Sekolah Lansia, pemerintah berharap masyarakat dapat melihat masa tua bukan sebagai beban, melainkan fase kehidupan yang tetap bisa dijalani dengan semangat dan kemandirian.





