HealthcareUpdate News

Panas atau  Dingin, Kopi Mana yang Lebih Ramah untuk Tubuh?

Minum kopi kini bukan soal panas atau dingin, tapi soal apa yang paling ramah untuk tubuh dan gaya hidupmu. Di tengah tren cold brew dan kopi artisan, sains mulai membuka rahasia dampaknya bagi kesehatan.

Bagi sebagian orang, kopi bukan sekadar minuman. Ia adalah ritual pagi, teman lembur, atau pengantar momen reflektif. Tapi di tengah popularitas kopi dingin (cold brew) yang melonjak di kalangan urban dan Gen Z, muncul pertanyaan penting: mana yang lebih sehat untuk tubuh—kopi panas atau kopi dingin?

Menurut penelitian terbaru dari Southeast Asia Institute of Food Science, baik kopi panas maupun dingin aman dikonsumsi jika tidak berlebihan. Namun, karakter masing-masing menyimpan plus dan minus yang layak dipertimbangkan oleh pecinta kafein, terutama dari sisi asam, antioksidan, dan dampaknya terhadap sistem pencernaan.

Kopi panas tetap unggul dalam hal kandungan antioksidan. Saat suhu air menyentuh titik optimal ekstraksi (sekitar 90–95°C), senyawa fenolik seperti chlorogenic acid lebih banyak dilepaskan—komponen yang berperan penting dalam menangkal radikal bebas dan mendukung metabolisme. Aroma yang hangat dan kompleks juga dipercaya mampu memicu respons relaksasi pada sistem saraf.

Namun, bahaya tersembunyi datang dari suhu yang terlalu tinggi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut konsumsi minuman di atas 65°C secara rutin dapat mengiritasi lapisan kerongkongan dan, dalam jangka panjang, meningkatkan risiko kanker esofagus. “Idealnya, tunggu hingga suhu minuman turun sedikit sebelum diseruput. Lidah nyaman, tenggorokan pun aman,” kata dr. Amanda Wicaksono, ahli nutrisi dari Rumah Sakit Cipta Utama.

Sementara itu, kopi dingin—terutama yang diracik metode cold brew—muncul sebagai alternatif yang lebih ramah lambung. Proses ekstraksi tanpa pemanasan selama 12–24 jam menghasilkan kopi dengan tingkat keasaman lebih rendah. Bagi mereka yang punya riwayat maag atau GERD, ini jelas kabar baik.

Read More  Indonesia Peringkat Teratas dalam Studi Global Flourishing Harvard

Meski begitu, kopi dingin tak sepenuhnya bebas risiko. Karena rasanya lebih ringan dan mudah dikonsumsi dalam jumlah besar, potensi kelebihan asupan kafein jadi tantangan tersendiri. “Kadang kita merasa minum satu botol cold brew sama santainya seperti minum air es. Padahal kadar kafeinnya bisa dua kali lipat dari kopi biasa,” ujar Amanda.

Secara umum, batas aman konsumsi kafein untuk orang dewasa sehat adalah sekitar 400 miligram per hari, atau setara 3–4 cangkir kopi standar. Di luar itu, bisa muncul gejala seperti jantung berdebar, cemas, atau gangguan tidur.

Kopi, pada akhirnya, bukan soal suhu saja—tapi soal konteks. Pagi yang mendung mungkin cocok ditemani kopi panas yang aromatik. Sedangkan siang tropis yang gerah lebih nyaman ditemani es kopi susu. Selama tidak berlebihan, dua-duanya bisa jadi bagian dari gaya hidup yang seimbang.

“Yang penting bukan panas atau dingin, tapi seberapa peka kita mendengarkan tubuh sendiri,” tutup dr. Amanda.

Back to top button