PHK Meningkat, Begini Cara Bijak Mengelola Uang Pesangon
Lead: Lonjakan PHK di Indonesia pada 2025 membuat banyak pekerja harus bijak dalam mengelola uang pesangon agar tetap bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi.

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia terus meningkat sepanjang 2025. Berdasarkan data dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), jumlah pekerja yang terkena PHK mencapai 73.992 orang hingga Maret 2025. Sementara itu, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat angka yang lebih rendah, yakni 26.455 pekerja hingga Mei 2025. Perbedaan data ini menunjukkan bahwa skala PHK mungkin lebih besar dari yang dilaporkan secara resmi.
Di tengah ketidakpastian ini, banyak pekerja yang menerima pesangon harus bijak dalam mengelola keuangan mereka. Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), menyarankan agar uang pesangon tidak langsung dihabiskan untuk konsumsi. “Pesangon harus dikelola dengan strategi yang matang. Prioritaskan kebutuhan pokok, lunasi utang jika ada, dan sisihkan untuk dana darurat,” ujarnya.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyusun anggaran. Pekerja yang terkena PHK harus menghitung berapa lama uang pesangon bisa bertahan sebelum mendapatkan pekerjaan baru. “Idealnya, dana darurat mencukupi kebutuhan hidup selama enam bulan hingga satu tahun,” tambah Bhima.
Selain itu, investasi yang aman juga bisa menjadi pilihan. Deposito atau reksa dana pasar uang dapat membantu menjaga nilai pesangon tanpa risiko tinggi. “Jangan tergoda investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Pastikan instrumen investasi yang dipilih memiliki risiko rendah,” kata Bhima.
Bagi mereka yang ingin memulai usaha, pesangon bisa digunakan sebagai modal awal. Namun, perencanaan bisnis harus dilakukan dengan hati-hati. “Jangan terburu-buru membuka usaha tanpa riset pasar yang matang. Pilih bisnis yang sesuai dengan keahlian dan kebutuhan pasar,” ujar Shinta W. Kamdani, Ketua Umum Apindo.
Selain itu, penting untuk mempertimbangkan pengeluaran wajib seperti pajak kendaraan, asuransi, dan biaya pendidikan anak. “Masukkan dalam anggaran yang harus disiapkan, karena jatuh tempo pembayaran bisa menjadi beban jika tidak diperhitungkan sejak awal,” kata Tejasari, perencana keuangan dari Tatadana Consulting.
Gelombang PHK yang terus meningkat menjadi tantangan besar bagi pekerja di Indonesia. Dengan pengelolaan keuangan yang bijak, uang pesangon dapat menjadi penyelamat di tengah ketidakpastian ekonomi. Pemerintah dan pelaku industri diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis ketenagakerjaan yang semakin meluas.