FintalkUpdate News

Pinjaman Online Warga RI Tembus Rp 84,66 Triliun per Juli 2025, OJK Jelaskan Penyebabnya

Industri pinjaman online di Indonesia terus berkembang pesat: outstanding pinjol mencapai Rp 84,66 triliun pada Juli 2025, didorong oleh kebutuhan cepat dan kemudahan akses finansial digital.

Industri pinjaman online (pinjol) di Indonesia terus mencatat pertumbuhan signifikan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa outstanding pinjaman melalui platform P2P Lending telah menyentuh angka Rp 84,66 triliun pada Juli 2025, tumbuh 22% secara tahunan dari Rp 69,39 triliun pada Juli 2024, dan meningkat dari posisi Juni 2025 sebesar Rp 83,52 triliun.

Kendati angka pinjaman meningkat, OJK menegaskan bahwa kondisi industri masih dalam kontrol. Rasio tingkat wanprestasi (TWP90) stabil di kisaran 2,75%, sementara kualitas pembiayaan secara keseluruhan masih tergolong sehat dengan NPF gross sebesar 2,52% dan net 0,88%. Gearing ratio perusahaan pembiayaan juga jauh di bawah batas maksimal, yakni hanya 2,21 kali.

Tumbuhnya permintaan pinjol didorong oleh sejumlah faktor. Pertama, pandemi dan tekanan ekonomi mendorong masyarakat mencari alternatif pembiayaan cepat. Kedua, digitalisasi mempermudah akses finansial bahkan bagi kelompok tanpa rekening bank. Ketiga, banyak platform menawarkan proses pengajuan cepat tanpa agunan, membuat pinjol semakin diminati.

Meski berada di jalur positif, pertumbuhan ini perlu diiringi kewaspadaan. OJK tengah memperkuat pengawasan, termasuk mewajibkan pelaporan ke SLIK mulai 31 Juli 2025 dan menindak pinjol ilegal. Hingga Juli tercatat 96 platform pinjol resmi, setelah beberapa izin dicabut sepanjang tahun ini. Selain itu, Satgas PASTI telah menghentikan 1.556 entitas pinjol ilegal hingga Juli, serta memblokir ribuan nomor yang digunakan untuk penagihan ilegal.

Lonjakan pinjaman online mencerminkan dinamika finansial modern Indonesia: kebutuhan mendadak bertemu solusi digital. Langkah teregulasi, edukasi masyarakat terhadap risiko utang digital, serta kepatuhan pelaku usaha menjadi kunci agar inovasi finansial tetap sehat dan berkelanjutan.

Back to top button