Safe and SecureUpdate News

Rem Truk Blong Lagi, Kecelakaan di Tol Ciawi 2 Jadi Alarm Bahaya

Kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi 2 pada Kamis, 4 September 2025 dini hari akibat truk mengalami rem blong kembali mengingatkan pentingnya perawatan kendaraan berat dan kewaspadaan sopir di jalan tol.

Suasana di Gerbang Tol Ciawi 2, Bogor, Jawa Barat, mendadak mencekam pada Kamis dini hari, 4 September 2025. Sekitar pukul 02.35 WIB, sebuah truk kontainer dan truk tronton dilaporkan kehilangan kendali saat melaju ke arah Jakarta. Dugaan awal, rem truk tidak berfungsi dengan baik hingga menabrak tiga gardu tol yang sedang beroperasi. Petugas tol yang sedang berjaga mengalami luka ringan dan langsung mendapat perawatan medis. Tidak ada korban jiwa, namun kerusakan cukup parah membuat antrean kendaraan sempat mengular.

Jasa Marga menyebutkan bahwa dari sembilan gardu di lokasi, hanya enam yang masih bisa berfungsi setelah kecelakaan. Untuk mengurai kepadatan, petugas mengoperasikan mobile reader dan tapping manual. “Kecelakaan ini diduga kuat karena truk mengalami rem blong,” ujar Senior Manager Jasa Marga, Alvin Andituahta Singarimbun, dalam keterangannya.

Fenomena rem blong pada truk bukan hal baru di jalan tol Indonesia. Kasus serupa telah berulang kali terjadi, terutama di jalur turunan panjang dan padat lalu lintas. Para pakar transportasi menyebut kondisi rem truk sangat rentan mengalami kegagalan akibat panas berlebih atau minimnya perawatan.

Secara teknis, ada beberapa penyebab utama rem blong. Pertama, brake fade, yaitu kondisi ketika kampas rem kehilangan daya cengkeram karena suhu terlalu tinggi akibat penggunaan terus-menerus. Kedua, vapor lock, ketika minyak rem mendidih dan berubah menjadi uap sehingga tekanan hidrolik melemah drastis. Ketiga, pada sistem rem udara atau air brake, kegagalan bisa terjadi karena tekanan angin yang tidak memadai, yang membuat pedal diinjak namun rem tidak merespons.

Read More  DAIKIN Resmikan Pabrik AC Hunian Pertama di Indonesia

Kecelakaan di Tol Ciawi 2 juga memperlihatkan bagaimana kombinasi medan jalan menurun dan kendaraan bermuatan berat bisa menjadi faktor risiko tinggi. Saat sopir terlalu bergantung pada rem tanpa bantuan engine brake, panas menumpuk di sistem pengereman hingga akhirnya kehilangan fungsinya. Hal ini sering kali diperparah dengan kondisi kendaraan yang tidak mendapatkan perawatan rutin, mulai dari kampas rem aus hingga sistem hidrolik bocor.

Tragedi semacam ini harus menjadi peringatan bahwa keselamatan tidak bisa ditawar. Pemeriksaan rutin kendaraan berat mutlak dilakukan, terutama sebelum perjalanan panjang. Sopir juga dituntut memahami teknik mengemudi aman, seperti menurunkan gigi di turunan panjang agar beban pengereman terbagi. Perusahaan transportasi pun seharusnya lebih ketat dalam memastikan armada selalu laik jalan, bukan hanya mengejar target angkutan.

Selain faktor teknis, infrastruktur jalan tol juga perlu mendukung keamanan. Jalur menurun panjang sebaiknya dilengkapi jalur penyelamat (emergency escape ramp) yang memadai. Keberadaan jalur darurat ini terbukti efektif di beberapa titik tol untuk menghentikan kendaraan besar yang kehilangan kendali sebelum menimbulkan kecelakaan fatal.

Meski tidak menimbulkan korban jiwa, insiden di Tol Ciawi 2 jelas menjadi pengingat betapa besar risiko jika truk kehilangan fungsi rem. Setiap kali ada kasus rem blong, dampaknya hampir selalu fatal: kerusakan parah, korban luka, bahkan bisa merenggut nyawa. Tanpa kesadaran kolektif, mulai dari sopir, perusahaan angkutan, hingga otoritas jalan, kasus serupa bisa terus berulang di masa depan.

Back to top button