Sering Begadang Bisa Merusak Fungsi Ginjal, Ini Penjelasan Ahli
Kebiasaan begadang ternyata tak hanya bikin kantuk di siang hari, tapi juga bisa merusak fungsi ginjal secara perlahan.

Pukul dua dini hari, Naufal (29) masih menatap layar laptop di kamar kosnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Ia baru saja selesai mengikuti rapat daring dengan klien luar negeri. Dalam seminggu terakhir, waktu tidurnya nyaris selalu kurang dari lima jam.
“Akhir-akhir ini sering begadang karena kerjaan numpuk. Kadang kalau weekend malah lanjut nonton film sampai pagi,” kata Naufal, Senin (15/7/2025). Ia mengaku merasa lelah dan mulai sering merasa nyeri di pinggang belakang.
Kebiasaan begadang seperti yang dilakukan Naufal memang sudah menjadi fenomena umum, terutama di kota-kota besar. Namun, banyak yang belum menyadari bahwa kurang tidur atau sering terjaga di malam hari bisa berdampak serius pada kesehatan tubuh, khususnya pada fungsi ginjal.
Penelitian dari Journal of the American Society of Nephrology (JASN) menunjukkan bahwa tidur kurang dari enam jam per malam secara rutin bisa meningkatkan risiko penurunan fungsi ginjal. Hal ini disebabkan oleh gangguan ritme sirkadian yang membuat organ tubuh, termasuk ginjal, bekerja lebih berat dan tanpa jeda optimal untuk pemulihan.
Jessica Kendrick, nefrolog dari University of Colorado, menegaskan bahwa tidur yang cukup adalah bagian dari perawatan ginjal yang sering diabaikan.
“Kurang tidur berkontribusi pada peningkatan tekanan darah dan masalah metabolisme yang bisa mempercepat kerusakan ginjal,” ujar Dr. Kendrick, dikutip dari Medical News Today.
Ginjal memiliki fungsi vital dalam menyaring darah, mengatur keseimbangan cairan tubuh, serta membuang limbah dan racun melalui urin. Jika pola tidur terganggu, kerja ginjal menjadi lebih berat, dan risiko penyakit ginjal kronis pun meningkat.
Data dan Studi Terbaru
Sebuah studi besar yang dilakukan oleh National Kidney Foundation (NKF) menunjukkan bahwa kurang tidur berkaitan erat dengan penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR)—indikator utama fungsi ginjal. Studi tersebut melibatkan lebih dari 4.000 partisipan dan menemukan bahwa mereka yang sering tidur larut malam memiliki risiko lebih tinggi mengalami penurunan fungsi ginjal dibandingkan dengan orang yang tidur cukup.
Penelitian lainnya dari University of Chicago menyebutkan, tidur kurang dari enam jam per hari meningkatkan risiko hipertensi dan diabetes—dua faktor utama penyebab penyakit ginjal kronis (CKD).
Pranawa, Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri), menjelaskan bahwa masyarakat sering mengabaikan hubungan antara pola tidur dengan kesehatan ginjal.
“Begadang yang menjadi kebiasaan bisa meningkatkan stres oksidatif dan peradangan kronis, yang lama-kelamaan mempercepat kerusakan sel ginjal,” kata Pranawa saat ditemui di sela kegiatan World Kidney Day di Jakarta, Maret lalu.
Menurut Pranawa, ginjal adalah organ yang bekerja 24 jam, namun tetap membutuhkan jeda metabolik yang cukup saat tubuh tidur. Begadang membuat proses ini terganggu sehingga sisa metabolisme dalam tubuh bisa menumpuk dan menjadi racun.
Solusi dan Pencegahan
Agar ginjal tetap sehat, para ahli menyarankan menjaga pola tidur minimal 7-8 jam per malam secara rutin. Hindari konsumsi kafein atau gadget berlebihan di malam hari agar kualitas tidur tetap optimal.
Selain itu, rutin memeriksakan kesehatan ginjal, mengatur pola makan, serta menjaga tekanan darah dan gula darah tetap stabil adalah langkah penting untuk mencegah penyakit ginjal kronis.
Bagi masyarakat urban yang sering terjebak dalam budaya lembur atau begadang untuk hiburan, mulai sadar akan pentingnya tidur cukup bisa menjadi investasi kesehatan jangka panjang.