Safe and SecureUpdate News

Sering Terjadi Kecelakaan Fatal, Jalur Wisata Bromo Kian Rawan

Kecelakaan maut bus pariwisata di lereng Gunung Bromo yang menewaskan delapan orang kembali menegaskan betapa jalur wisata ini rawan dan butuh perhatian serius.

Jalur menuju Gunung Bromo kembali menjadi sorotan menyusul tragedi kecelakaan bus pariwisata yang menewaskan delapan orang pada Minggu siang, 14 September 2025. Bus milik rombongan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember mengalami rem blong ketika melaju di turunan curam, sebelum menabrak pembatas jalan dan menghantam pagar rumah warga di Desa Boto, Kecamatan Lumbang.

Sepanjang tahun 2025, jalur wisata Bromo mencatat sejumlah kecelakaan serius. Pada 13 Mei 2025, sebuah jip wisata terjun ke jurang sedalam tiga meter di Desa Gubugklakah, Poncokusumo, Malang, menyebabkan delapan wisatawan luka-luka. Sebelumnya, pada Juni 2025, dua wanita meninggal dunia akibat rem motor diduga blong saat melintasi jalur berkelok di area Gunung Bromo. Rangkaian insiden ini menambah daftar panjang kecelakaan yang menjadikan jalur menuju Bromo dikenal berbahaya.

Faktor utama yang sering menjadi penyebab adalah kondisi kendaraan yang tidak prima, terutama sistem pengereman yang gagal berfungsi saat menghadapi turunan curam. Selain itu, kelalaian pengemudi seperti mengantuk atau memaksakan perjalanan dalam kondisi lelah juga memperbesar risiko. Karakteristik jalan yang berkelok tajam, disertai turunan dan tanjakan ekstrem, memperburuk keadaan, apalagi jika kendaraan sarat penumpang.

Sejumlah pihak menilai fasilitas keamanan di jalur wisata Bromo masih minim. Papan peringatan di titik rawan, guard rail, serta area khusus bagi pengemudi untuk beristirahat belum tersedia memadai. Hal ini diperparah dengan pengawasan terhadap kendaraan wisata yang kadang longgar, sehingga masih ada bus, jip, dan sepeda motor yang beroperasi tanpa standar keselamatan layak. Dalam kecelakaan terbaru, pihak kepolisian menurunkan tim Traffic Accident Analysis (TAA) untuk menyelidiki penyebab teknis, termasuk kondisi rem, kecepatan, dan catatan perawatan bus pariwisata tersebut.

Read More  Korlantas Polri Targetkan 5.000 Kamera ETLE pada 2027, Benarkah Bisa Bikin Jalanan Lebih Aman?

Tragedi demi tragedi di jalur Bromo memunculkan seruan agar pemerintah daerah, pengelola wisata, dan komunitas transportasi bersama-sama memperketat pengawasan kendaraan serta memperbaiki infrastruktur jalan. Edukasi bagi pengemudi dan wisatawan tentang bahaya kecepatan tinggi di jalur curam dan pentingnya kondisi kendaraan yang layak juga menjadi kebutuhan mendesak. Tanpa langkah tegas, jalur wisata Bromo yang semestinya menjadi pintu masuk menuju keindahan alam justru akan terus menjadi saksi duka.

Back to top button