Studi Ungkap Golongan Darah O Lebih Kecil Risiko Penyakit Jantung, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Sejumlah studi ilmiah menemukan bahwa orang dengan golongan darah O memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dibandingkan golongan darah lain seperti A, B, atau AB.
Penelitian terbaru kembali menyoroti hubungan menarik antara golongan darah dan risiko penyakit jantung. Sejumlah studi internasional menemukan bahwa individu dengan golongan darah O cenderung memiliki risiko lebih kecil mengalami penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke, dibandingkan mereka yang memiliki golongan darah A, B, atau AB.
Temuan ini bukan kebetulan. Menurut publikasi di jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology dari American Heart Association (AHA), golongan darah berperan penting dalam proses pembekuan darah dan sirkulasi kolesterol. Orang dengan golongan darah non-O â terutama A dan B â cenderung memiliki kadar protein pembeku darah (von Willebrand factor dan faktor VIII) yang lebih tinggi, sehingga lebih rentan mengalami penggumpalan darah (trombosis) yang dapat memicu penyakit jantung koroner.
Sementara itu, pemilik golongan darah O umumnya memiliki kadar protein tersebut lebih rendah, yang membuat aliran darah mereka lebih lancar dan risiko penyumbatan arteri menjadi lebih kecil. Meski begitu, mereka juga sedikit lebih berisiko mengalami perdarahan jika terluka, karena proses pembekuan darahnya cenderung lebih lambat.
Peneliti kardiovaskular dari Universitas Harvard, Dr. Lu Qi, menjelaskan bahwa faktor genetik yang mengatur golongan darah dapat memengaruhi metabolisme lipid dan respon peradangan tubuh. âIndividu dengan golongan darah A biasanya memiliki kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) lebih tinggi dibanding golongan darah O. Ini menjelaskan mengapa mereka lebih rentan terhadap penyakit jantung koroner,â jelasnya.
Selain itu, sebuah studi besar di Eropa yang melibatkan lebih dari 1,3 juta partisipan menemukan bahwa orang dengan golongan darah non-O memiliki risiko 9 persen lebih tinggi mengalami kejadian kardiovaskular utama, seperti serangan jantung dan stroke. Faktor gaya hidup seperti pola makan tinggi lemak, merokok, dan stres kronis dapat memperburuk risiko ini.
Meski demikian, para ahli menegaskan bahwa golongan darah bukan satu-satunya penentu. âRisiko penyakit jantung sangat dipengaruhi oleh pola hidup, bukan semata genetik. Orang dengan golongan darah O tetap bisa terkena penyakit jantung jika pola makannya buruk, jarang berolahraga, atau memiliki tekanan darah tinggi,â ujar dr. Agus Putranto, SpJP(K), spesialis jantung dari RS Jantung Harapan Kita Jakarta.
Untuk menjaga kesehatan jantung, para ahli menyarankan semua orang â tanpa memandang golongan darah â untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga teratur, menjaga berat badan ideal, berhenti merokok, dan rutin memeriksa tekanan darah serta kolesterol.
Dr. Agus juga menambahkan, memahami perbedaan biologis berdasarkan golongan darah dapat membantu dokter melakukan pendekatan pencegahan yang lebih personal. âPasien dengan golongan darah A atau AB bisa lebih waspada terhadap pola makan berlemak tinggi, sementara golongan O perlu menjaga asupan zat besi dan vitamin untuk menghindari anemia akibat kadar pembekuan darah yang rendah,â katanya.
Penelitian ini membuka jalan bagi pendekatan medis yang lebih presisi di masa depan. Dengan memahami bagaimana golongan darah memengaruhi risiko penyakit, masyarakat diharapkan bisa lebih sadar pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin dan pencegahan dini penyakit kardiovaskular.





