Suntik Hormon Pertumbuhan, Aman atau Berisiko?
Tren suntik hormon pertumbuhan yang marak di Korea Selatan memunculkan pertanyaan besar: seberapa aman praktik ini untuk kesehatan jangka panjang?
Di era modern yang serba cepat, tren suntik hormon pertumbuhan (GH) untuk menambah tinggi badan anak semakin populer, terutama di Korea Selatan. Banyak orang tua rela mengeluarkan biaya besar agar anaknya memiliki postur ideal, tapi para pakar mengingatkan bahwa praktik ini bukan tanpa risiko.
Studi terbaru menunjukkan bahwa terapi hormon pertumbuhan rekombinan umumnya aman dalam jangka pendek, tetapi penggunaan jangka panjang dapat memicu masalah serius, seperti peningkatan risiko kanker, stroke, penyakit jantung, dan diabetes. Penelitian jangka panjang bahkan menemukan risiko stroke bisa meningkat hingga lima kali lipat dibandingkan populasi umum.
Meski terapi ini terbukti membantu anak dengan kekurangan hormon pertumbuhan mencapai tinggi dewasa yang mendekati normal, masalah muncul ketika penggunaannya dilakukan untuk alasan estetika semata. Data di Korea Selatan mencatat sekitar 60% anak yang disuntik GH sebenarnya tidak memiliki indikasi medis, melainkan hanya untuk menambah tinggi badan.
Para ahli menegaskan bahwa penggunaan hormon pertumbuhan harus dilakukan atas rekomendasi dan pengawasan dokter spesialis, dengan pemantauan ketat selama dan setelah terapi. Tanpa pengawasan, risiko komplikasi jangka panjang bisa mengintai, dari gangguan metabolisme hingga tekanan intrakranial yang berbahaya.
Di masa depan, teknologi medis mungkin mampu meminimalkan efek samping ini, tetapi saat ini keputusan untuk menggunakan suntik hormon pertumbuhan sebaiknya dilakukan dengan penuh pertimbangan, mengutamakan kesehatan jangka panjang anak daripada sekadar mengejar tinggi ideal.





