Survei Terbaru: Warga Korsel Lebih Utamakan Karier daripada Menikah dan Memiliki Anak
Sebuah survei terbaru di Korea Selatan mengungkapkan bahwa sebagian besar warga negara tersebut kini lebih memprioritaskan karier dibandingkan dengan pernikahan dan memiliki anak. Temuan ini mencerminkan perubahan signifikan dalam nilai-nilai sosial dan tantangan demografis yang dihadapi negara tersebut.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Badan Statistik Korea Selatan mengungkapkan bahwa lebih dari 60% warga negara tersebut, terutama generasi muda, kini lebih memprioritaskan karier daripada menikah dan memiliki anak. Temuan ini menunjukkan adanya pergeseran nilai sosial yang signifikan, di mana stabilitas finansial dan pengembangan diri dianggap lebih penting daripada membentuk keluarga tradisional.
Menurut Park Hyun-jung, pejabat di Badan Statistik Korea Selatan, “Terjadi perubahan nilai sosial, dengan pandangan yang lebih positif tentang pernikahan dan kelahiran anak.” Namun, ia juga menambahkan bahwa meskipun ada perubahan sikap, banyak individu masih merasa bahwa membangun karier adalah prioritas utama dalam hidup mereka.
Penurunan minat terhadap pernikahan dan memiliki anak telah menyebabkan angka kelahiran di Korea Selatan menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2023, tingkat kesuburan negara tersebut tercatat sebesar 0,72, yang merupakan angka terendah di dunia. Hal ini memicu kekhawatiran akan dampak ekonomi akibat penurunan jumlah penduduk yang signifikan.
Sebagai respons terhadap krisis demografis ini, pemerintah Korea Selatan telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk mendorong pernikahan dan kelahiran anak. Langkah-langkah tersebut termasuk pemberian subsidi keuangan, perpanjangan cuti orang tua, dan insentif bagi perusahaan yang mendukung keseimbangan kerja-keluarga. Meskipun demikian, implementasi kebijakan ini masih menghadapi tantangan, terutama dalam menjangkau pekerja lepas dan wiraswasta.
Banyak generasi muda di Korea Selatan merasa bahwa menikah dan memiliki anak adalah langkah yang memerlukan komitmen finansial dan emosional yang besar. Mereka lebih memilih untuk fokus pada pengembangan karier dan pencapaian pribadi sebelum mempertimbangkan untuk membentuk keluarga.
Survei ini mencerminkan perubahan signifikan dalam prioritas hidup warga Korea Selatan, di mana karier dan pengembangan diri kini dianggap lebih penting daripada pernikahan dan memiliki anak. Meskipun pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mendorong pernikahan dan kelahiran anak, tantangan demografis yang dihadapi negara tersebut memerlukan pendekatan yang lebih holistik dan inklusif untuk mencapainya.