Tabek Talang Babungo: Dari Kampung Terisolir Menjadi Kampung Wisata Budaya dan Edukasi
Kampung Tabek Talang Babungo di Sumatra Barat menjelma menjadi kampung wisata budaya dan edukasi berkat gotong royong warga dan dukungan Astra.

Udara sejuk Tabek Talang Babungo menyambut pagi dengan cara sederhana: segelas minuman tebu hangat, sepiring kare-kare, dan senyum ramah warga yang menyalami satu per satu tamu yang datang. Dari halaman sekolah, denting tari piring yang dimainkan anak-anak terdengar riang, mengiringi suasana kampung yang kini bertransformasi menjadi destinasi wisata budaya dan edukasi di jantung Bukit Barisan.
Dulu, Tabek Talang Babungo dikenal sebagai kampung miskin dan terisolir. Kini, kampung ini tumbuh menjadi Kampung Berseri Astra, menyatukan keindahan alam dengan semangat gotong royong warganya. Agrowisata, homestay, dan Rumah Pintar menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang ingin belajar bagaimana kehidupan bisa berjalan harmonis bersama alam.
“Pembangunan Rumah Pintar ini lahir dari gotong royong masyarakat. Dukungan Astra, mulai dari penyediaan peralatan hingga pendampingan, membuat semangat warga semakin kuat. Dari sini lahir rumah produksi gula semut, rumah maggot, bank sampah, sampai kolam ikan. Semua saling terhubung, semua bermanfaat,” ujar Kasri Satra, Tokoh Penggerak Kampung Berseri Astra Tabek Talang Babungo.
Rumah produksi gula semut, misalnya, kini dikelola oleh 20 keluarga dengan kapasitas produksi mencapai 50 kilogram per hari. Produk ini dipasarkan tidak hanya di Sumatra Barat, tetapi juga merambah Jakarta dan Batam. Limbah organik dialihkan ke rumah maggot, sedangkan limbah anorganik dikelola bank sampah warga. Keuntungan dari bank sampah digunakan untuk mendukung pendidikan dan kesehatan keluarga kurang mampu, bahkan membantu beasiswa anak muda kampung ini hingga ke Jepang.
Lewat program Kampung Berseri Astra, Astra hadir sebagai sahabat perjalanan. Mereka tidak mengubah arah, hanya memberi dorongan kecil agar langkah yang sudah dimulai warga bisa menjangkau lebih jauh. Peralatan produksi, pelatihan usaha, dan promosi produk membuat banyak UMKM setempat lebih percaya diri membawa produknya ke pasar yang lebih luas.
Kisah inspiratif dari Tabek Talang Babungo inilah yang menjadi latar Roadshow Kedua Lomba Foto Astra & Anugerah Pewarta Astra 2025 yang digelar Minggu (3/8). Lebih dari 100 peserta—mulai dari jurnalis, mahasiswa, komunitas fotografi, hingga warga sekitar—ikut belajar fotografi dan menulis bersama Redaktur Pelaksana Antara Foto Prasetyo Utomo dan Redaktur Harian Haluan Afrianita. Mereka juga mendengar langsung cerita perjuangan dari Kasri Satra.
“Kampung ini tidak hanya menyimpan warisan, tapi juga semangat untuk mempertahankannya. Kehadiran para peserta roadshow membuat kami merasa cerita ini bisa sampai lebih jauh. Dukungan Astra, dari pembangunan hingga pelatihan usaha, membuat warga semakin percaya diri melanjutkan langkah yang sudah kami mulai,” kata Kasri.
Kini, Tabek Talang Babungo memiliki 45 homestay, jalur wisata alam, dan ruang belajar terbuka untuk pengunjung. Dari kebun, wisatawan bisa memetik tebu, singgah di rumah produksi, atau sekadar duduk menikmati udara dingin sambil menyeruput kopi tubruk. Dari panggung kecil, anak-anak menari dengan piring di tangan, seolah mengingatkan bahwa tradisi akan terus hidup selama diberi ruang untuk berkembang.