HealthcareUpdate News

Teh dan Kopi Panas Jadi Sumber Mikroplastik Tertinggi, Begini Dampaknya bagi Kesehatan

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa teh dan kopi panas mengandung mikroplastik jauh lebih tinggi dibandingkan minuman lain, termasuk air dalam botol kaca.

Minuman panas yang selama ini menjadi teman setia banyak orang, seperti teh dan kopi, kini tengah menjadi sorotan. Riset terbaru yang dipublikasikan di jurnal Science of the Total Environment dan dirangkum oleh beberapa media internasional menunjukkan bahwa teh panas mengandung antara 49 hingga 81 partikel mikroplastik per liter, sementara kopi panas memiliki 29 hingga 57 partikel per liter. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kandungan mikroplastik dalam minuman botol kaca yang rata-rata sekitar 100 partikel per liter.

Para peneliti menjelaskan bahwa kandungan mikroplastik dalam teh dan kopi panas bisa berasal dari beberapa faktor, seperti kantong teh berbahan plastik, sedotan sekali pakai, atau wadah plastik yang digunakan untuk menuangkan air panas. Ketika terkena suhu tinggi, partikel plastik mikro berukuran sangat kecil ini lepas dan larut ke dalam minuman.

Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran karena mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan berpotensi mengganggu sistem pencernaan, memicu peradangan, hingga memengaruhi metabolisme tubuh. Beberapa studi bahkan mengaitkan paparan mikroplastik jangka panjang dengan peningkatan risiko gangguan hormonal dan penyakit kronis.

Meski botol kaca sebelumnya dianggap lebih aman, riset dari Badan Keamanan Pangan Prancis (ANSES) menunjukkan bahwa minuman dalam botol kaca juga mengandung mikroplastik cukup tinggi. Namun, jumlahnya masih di bawah kadar mikroplastik yang ditemukan pada minuman panas seperti teh dan kopi.

Para ahli mendorong masyarakat untuk lebih bijak dalam mengonsumsi minuman harian. Mengurangi penggunaan kantong teh plastik, beralih ke sedotan logam atau bambu, serta menggunakan wadah berbahan stainless steel atau kaca yang aman panas dapat mengurangi risiko paparan mikroplastik.

Read More  Pinjaman Online Warga RI Tembus Rp 84,66 Triliun per Juli 2025, OJK Jelaskan Penyebabnya

Peneliti juga menekankan perlunya regulasi ketat dari pemerintah dan inovasi industri makanan-minuman untuk mengurangi potensi pelepasan mikroplastik ke dalam produk konsumsi sehari-hari. Di masa depan, pemahaman dan kesadaran publik mengenai bahaya mikroplastik akan menjadi kunci untuk melindungi kesehatan masyarakat.

Back to top button