Waspada Cacing dan Bakteri di Makanan, Begini Cara Mencegahnya
Makanan yang terlihat segar belum tentu bebas dari cacing atau bakteri berbahaya yang bisa mengancam kesehatan keluarga.

Di sebuah rumah di Depok, seorang ibu rumah tangga mengira ayam segar yang dibelinya dari pasar aman untuk dimasak. Namun, beberapa jam setelah menyantapnya, ia dan anaknya mengalami mual dan diare. Hasil pemeriksaan laboratorium kemudian mengungkapkan bahwa ayam tersebut terkontaminasi bakteri Salmonella. Kasus serupa bukan cerita langka di Indonesia, dan menjadi pengingat bahwa ancaman bakteri atau cacing bisa saja bersembunyi di makanan sehari-hari.
Menurut Amarila Malik, pakar mikrobiologi pangan dari Universitas Indonesia, makanan yang terlihat bersih sekalipun tidak menjamin bebas dari kontaminasi. “Cacing bisa saja bersembunyi di ikan mentah, sayuran yang tidak dicuci dengan benar, atau daging yang tidak dimasak sempurna. Begitu juga bakteri seperti E. coli dan Salmonella yang dapat menginfeksi tubuh meski jumlahnya sangat kecil,” ujarnya.
Data Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa penyakit akibat makanan yang terkontaminasi, terutama diare, masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Jutaan kasus dilaporkan setiap tahun, mulai dari keracunan makanan di sekolah, makanan jajanan kaki lima, hingga olahan rumah tangga yang tampaknya aman.
“Kesalahan paling umum adalah menganggap bahan makanan yang tampak segar pasti aman. Padahal, proses pengolahan dan kebersihan peralatan dapur berperan besar dalam mencegah kontaminasi,” kata Amarila.
Langkah pencegahan sebenarnya tidak sulit dilakukan. Ia merekomendasikan untuk selalu mencuci bahan makanan dengan air mengalir, memasak makanan hingga matang sempurna, dan membersihkan peralatan dapur setelah dipakai. Untuk sayuran yang akan dimakan mentah, perendaman dalam air bersih atau larutan khusus juga bisa membantu mengurangi risiko parasit atau bakteri.
Kementerian Kesehatan juga mengingatkan masyarakat agar lebih selektif saat mengonsumsi makanan di luar rumah. Jajanan yang dijual di tempat terbuka atau tanpa standar kebersihan yang jelas memiliki risiko kontaminasi yang lebih tinggi. Edukasi tentang keamanan pangan disebut menjadi kunci agar kasus keracunan dan infeksi bisa ditekan di masa depan.
Kesadaran menjaga kebersihan makanan bukan hanya soal menghindari sakit sementara, tetapi juga investasi jangka panjang untuk kesehatan keluarga. Dengan sedikit disiplin dan perhatian lebih, ancaman tersembunyi dari cacing dan bakteri di makanan bisa diminimalkan, menjadikan meja makan bukan sekadar tempat berbagi hidangan, tetapi juga tempat menjaga kualitas hidup.