HealthcareUpdate News

Waspada Hepatitis B: 6,7 Juta Warga Indonesia Terinfeksi, Ini Langkah Pencegahannya

Hepatitis B masih mengintai jutaan warga Indonesia, dan kunci pencegahannya ada pada imunisasi dini serta deteksi sejak kehamilan.

Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam menanggulangi hepatitis B. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, sebanyak 6,7 juta orang atau sekitar 2,4 persen dari populasi Indonesia terinfeksi hepatitis B kronis. Meski mengalami penurunan dari 7,1 persen pada 2013, jumlah tersebut masih tinggi dan menjadi ancaman kesehatan masyarakat.

Penularan hepatitis B paling banyak terjadi dari ibu ke anak saat proses persalinan. Tanpa intervensi medis, 9 dari 10 bayi yang terlahir dari ibu pembawa virus berpotensi mengalami infeksi kronis seumur hidup. Karena itu, imunisasi hepatitis B pada bayi dalam 24 jam setelah lahir menjadi langkah pertama yang sangat krusial dalam upaya pencegahan.

 Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, menyatakan bahwa pemerintah telah mewajibkan imunisasi HB0 sebagai vaksin pertama untuk semua bayi baru lahir. Program ini diperkuat dengan imunisasi lanjutan dan skrining hepatitis B untuk ibu hamil.

“Sejak tahun lalu, lebih dari 3 juta ibu hamil telah diperiksa, dan mereka yang terdeteksi positif mendapat terapi antivirus gratis untuk mencegah penularan ke bayinya,” ujar dr. Imran. Obat antivirus seperti tenofovir diberikan sebagai bagian dari program nasional eliminasi hepatitis B, yang ditargetkan tercapai pada tahun 2030.

Selain imunisasi dan skrining, edukasi juga menjadi pilar penting. Hepatitis B bisa menular melalui hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik bersama, transfusi darah yang tidak aman, dan kontak dengan cairan tubuh terinfeksi. Oleh karena itu, pemahaman masyarakat tentang cara penularan dan pencegahan sangat dibutuhkan.

Read More  Tips Buyback Emas agar Untung Maksimal, Kapan Waktu Terbaik Menjualnya?

 Ina Agustina Isturini, Direktur Penyakit Menular Kemenkes RI, menegaskan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama bagi kelompok berisiko tinggi. “Banyak penderita hepatitis B tidak menyadari dirinya terinfeksi karena gejala baru muncul setelah bertahun-tahun. Pemeriksaan dini dan vaksinasi adalah kunci untuk memutus mata rantai penularan,” katanya.

Hepatitis B yang tidak tertangani dapat berkembang menjadi sirosis atau kanker hati. Meski belum ada obat yang bisa benar-benar menghilangkan virus dari tubuh, terapi antivirus yang tersedia saat ini terbukti efektif mengendalikan virus dan memperpanjang harapan hidup pasien.

Kementerian Kesehatan juga memperluas akses layanan dengan menyebar stok antivirus ke lebih dari seribu fasilitas kesehatan, termasuk puskesmas dan rumah sakit. Di sisi lain, upaya pencegahan berbasis komunitas diperkuat melalui edukasi di sekolah, kampus, tempat kerja, dan layanan kesehatan primer.

Pemerintah berharap bahwa dengan kombinasi antara imunisasi, pengobatan, dan edukasi yang masif, Indonesia bisa mencapai eliminasi hepatitis B sebagai ancaman kesehatan masyarakat dalam lima tahun ke depan.

Back to top button