Waspada Makanan Ini Pemicu Penuaan Dini Sering Dikonsumsi Sehari-hari
Penuaan dini tidak hanya disebabkan oleh faktor usia dan genetik, tetapi juga pola makan harian yang sering diabaikan.

Masyarakat kini semakin sadar pentingnya menjaga kesehatan kulit dan tubuh dari dalam. Namun di balik meningkatnya tren perawatan diri, tak banyak yang menyadari bahwa kebiasaan makan dan minum sehari-hari dapat menjadi pemicu utama penuaan dini. Banyak makanan yang tampak biasa justru menyimpan risiko mempercepat munculnya kerutan, merusak kolagen, dan menurunkan elastisitas kulit.
Asupan tinggi gula dan lemak trans, pengawet kimia, serta makanan yang diproses dengan suhu tinggi dapat memicu stres oksidatif dan inflamasi kronis dalam tubuh. Efeknya bukan hanya berdampak pada metabolisme, tapi juga langsung merusak jaringan kulit secara perlahan.
Gula rafinasi, misalnya, memicu proses glikasi yang menghancurkan kolagen secara bertahap. Minuman manis dan soda mempercepat kerusakan tersebut, terutama bila dikonsumsi rutin.
Makanan cepat saji dan camilan tinggi garam turut berkontribusi menyebabkan wajah tampak kusam dan bengkak akibat retensi air. Sementara roti putih dan pasta dari tepung olahan menaikkan gula darah secara drastis, mempercepat peradangan, dan menurunkan energi.
Daging gosong hasil pembakaran berlebih menghasilkan senyawa AGE (Advanced Glycation End-Products) yang dikenal sebagai pemicu utama kerusakan jaringan dan penuaan. Beberapa jenis produk susu dengan kadar kasein dan gula tinggi juga dapat memicu jerawat dan memperburuk kondisi kulit, terutama pada individu dengan sensitivitas tertentu.
Meski demikian, bukan berarti seluruh makanan tersebut harus dihindari sepenuhnya. Ahli gizi klinis dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Dr. Andini Wulandari, MSc, menyatakan bahwa kunci utama adalah mengatur porsi dengan bijak. Ia menyarankan agar minuman manis diganti dengan alternatif sehat seperti air infus buah atau teh herbal tanpa gula, dan lebih memilih buah segar dibanding makanan penutup kemasan tinggi kalori.
Menurutnya, keseimbangan tetap menjadi fondasi utama pola hidup sehat. Tidak cukup hanya menghindari jenis makanan tertentu—pola tidur yang teratur, olahraga, dan manajemen stres juga memegang peranan penting dalam memperlambat proses penuaan dan menjaga regenerasi sel tubuh.
Sebagai pendekatan yang lebih berkelanjutan, Andini menyarankan pola makan berbasis bahan segar dan alami. Konsumsi sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan berlemak, dan buah beri mampu mendukung produksi kolagen, meningkatkan elastisitas kulit, serta membantu tubuh melawan radikal bebas secara alami. Kandungan antioksidan di dalamnya memberikan perlindungan menyeluruh terhadap penuaan sel, dari dalam dan luar.
Dengan memilih asupan yang tepat dan menjalani gaya hidup yang lebih seimbang, penuaan bisa dilambatkan secara alami tanpa perlu intervensi berlebihan. Karena kulit yang sehat tidak sekadar dirawat dari luar, tapi juga tercermin dari kualitas apa yang masuk ke dalam tubuh.