HealthcareUpdate News

Waspada TBC, Indonesia Tertinggi di Dunia, 15 Warga Tasikmalaya Meninggal

Meski sudah ada pengobatan, penyakit tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman serius di Indonesia, bahkan menelan korban jiwa di berbagai daerah.

Di sebuah kampung di Kecamatan Kawalu, Tasikmalaya, suasana duka menyelimuti warga. Dalam enam bulan terakhir, 15 orang meninggal dunia akibat tuberkulosis (TBC). Beberapa di antaranya adalah warga yang terlambat mendapatkan pengobatan, sementara sebagian lainnya memilih berhenti minum obat karena merasa sudah sembuh lebih dulu.

Peristiwa ini membuat masyarakat kembali tersadar bahwa TBC bukanlah penyakit yang bisa dianggap sepele. “Kadang-kadang orang malu mengaku kalau sakit TBC, padahal ini justru membuat penularannya semakin cepat,” kata Hj. Nina Marlina, petugas kesehatan Puskesmas Kawalu, saat ditemui (14/7).

Kejadian di Tasikmalaya mencerminkan kondisi yang lebih luas di Indonesia. Berdasarkan data Global TB Report 2024 dari WHO, Indonesia kini menempati posisi pertama di dunia sebagai negara dengan penderita TBC terbanyak, mengalahkan India dan China. Setidaknya ada 1,06 juta kasus baru TBC di Indonesia setiap tahun, dan 134.000 orang meninggal akibat penyakit ini.

Menurut  Erlina Burhan, pakar penyakit paru dari RSUP Persahabatan dan anggota Satgas TBC PB IDI, TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penularannya terjadi lewat droplet atau percikan air liur dari orang yang sudah terinfeksi saat batuk, bersin, atau bahkan berbicara.

“Masalahnya, banyak penderita yang tidak tahu dirinya terkena TBC karena gejalanya mirip flu biasa di awal,” kata dr. Erlina saat dihubungi (14/7). “Jika tidak diobati dengan benar dan tuntas, penyakit ini bisa menular ke banyak orang dan menyebabkan kematian.”

Read More  Bedah Robotik Hadir di Indonesia , Ini Keuntungannya bagi Pasien

Gejala TBC di antaranya adalah batuk berdahak lebih dari dua minggu, demam ringan berkepanjangan, berat badan turun drastis, hingga sesak napas. Jika mengalami gejala tersebut, masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

  Mencegah Penularan TBC

TBC bisa dicegah dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Vaksin BCG sejak bayi memang bisa memberikan perlindungan awal, tetapi yang paling penting adalah deteksi dini dan pengobatan sampai tuntas.

“Kalau ada anggota keluarga yang sakit TBC, pastikan dia minum obat secara teratur selama minimal enam bulan tanpa putus. Pastikan juga rumah punya ventilasi yang baik, agar sirkulasi udara lancar,” kata dr. Erlina. Ia menambahkan, jangan lupa menggunakan masker jika berada dekat dengan pasien TBC aktif, serta rutin mencuci tangan.

Program pemerintah melalui Gerakan Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) TBC juga terus digalakkan. Pemerintah menyediakan pengobatan TBC secara gratis di puskesmas dan rumah sakit pemerintah. Namun, masih banyak penderita yang tidak tuntas menjalani pengobatan sehingga risiko penularan meningkat.

Tasikmalaya kini menjadi contoh nyata bagaimana TBC bisa menjadi ancaman mematikan jika tidak ditangani secara serius. Pemerintah daerah setempat sudah mulai melakukan screening aktif dan mendatangi warga dari rumah ke rumah untuk menemukan kasus baru, agar segera bisa ditangani sebelum menular lebih luas.

Back to top button