HealthcareUpdate News

WHO Puji Indonesia: Angka Kematian Bayi dan Balita Turun 39 Persen

WHO mengapresiasi Indonesia atas keberhasilan menurunkan angka kematian neonatal dan balita di bawah 5 tahun hingga 39 persen antara 2010–2023, sebagai hasil perbaikan layanan kesehatan ibu dan anak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama UNFPA menyebut bahwa antara tahun 2010 hingga 2023, angka kematian bayi baru lahir (neonatal) dan anak balita di bawah usia 5 tahun di Indonesia berhasil ditekan hingga 39 persen. Selain itu, angka kematian untuk anak usia 5 sampai 9 tahun juga turun lebih dari 32 persen selama periode 2010–2022.

Data dari Kementerian Kesehatan memperlihatkan bahwa saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) berada di kisaran 16,85 per 1.000 kelahiran hidup, sementara Angka Kematian Neonatal (AKN)—kematian pada bayi baru lahir—juga menunjukkan tren menurun.

Keberhasilan ini tidak serta-merta terjadi. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan dan lembaga terkait telah melakukan berbagai langkah strategis. Pertama, perbaikan mutu dan keselamatan pelayanan kesehatan terutama bagi bayi baru lahir dan balita, termasuk meningkatkan standar keselamatan pasien dan pelayanan di Rumah Sakit Neonatal.

Kedua, sejak 2006, Indonesia menerapkan sistem pelaporan nasional insiden keselamatan pasien, dan pada 2024 memperluas kajian kematian ibu dan bayi baru lahir untuk meningkatkan akuntabilitas dan perlindungan terhadap anak.

Ketiga, regulasi dan pengawasan terhadap obat dan distribusinya diperketat. BPOM diberi persyaratan lebih tinggi terkait praktik produksi obat yang baik (“good manufacturing practice”) serta distribusi obat yang baik agar obat dan bahan aktif aman dan berkualitas.

Keempat, peningkatan akses ke layanan kesehatan ibu dan anak. Pemerintah memperluas cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan profesional, memperkuat program gizi, dan mendorong praktik menyusui dini serta pemberian ASI eksklusif. Ini sangat membantu menekan infeksi bayi, meningkatkan imunitas, dan mengurangi kematian neonatus.

Read More  Astra dan Toyota Perkuat Kolaborasi di Bisnis Mobil Bekas

Kelima, pemanfaatan data yang lebih baik untuk mengambil kebijakan yang tepat sasaran. Melalui sistem pelaporan dan pemantauan yang ditingkatkan, pemerintah dapat melihat area mana yang masih tinggi kematiannya, faktor penyebabnya, dan memperkuat intervensi di daerah-daerah yang masih tertinggal.

Meski begitu, masih ada tantangan. Perbedaan kualitas dan akses layanan antar wilayah, kekurangan tenaga spesialis pediatri di beberapa daerah, protokol keselamatan yang belum merata, dan kontrol terhadap obat serta fasilitas kesehatan yang belum optimal masih menjadi PR besar.

WHO dan mitra berharap agar Indonesia terus mempertahankan momentum ini, memperluas intervensi ke seluruh wilayah, dan memperkuat kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat agar setiap bayi dan balita, tanpa terkecuali, mendapat layanan kesehatan yang aman, bermutu, dan merata.

Back to top button