FintalkUpdate News

PGE Catat Laba US$68,93 Juta di Kuartal II 2025, Perkuat Peran dalam Transisi Energi Nasional

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) membukukan laba bersih US$68,93 juta pada kuartal II 2025, menegaskan posisinya sebagai pemain kunci dalam transisi energi nasional.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) mencatatkan kinerja keuangan yang solid pada kuartal II 2025 dengan laba bersih sebesar US$68,93 juta. Capaian ini menegaskan posisi PGE sebagai pelaku utama dalam pengembangan energi panas bumi dan akselerasi transisi energi bersih di Indonesia.

Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2025, PGE menunjukkan pertumbuhan positif di berbagai lini. Pendapatan perusahaan mencapai US$204,85 juta, meningkat 0,53 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Total aset naik menjadi US$3,05 miliar, sementara kas dan setara kas meningkat signifikan menjadi US$712,34 juta, tumbuh 8,69 persen secara tahunan.

Direktur Keuangan PGE, Yurizki Rio, menyampaikan bahwa kinerja perusahaan berada di jalur yang sehat dan menunjukkan fundamental keuangan yang kuat. Hal ini terutama didorong oleh produksi energi yang berhasil melampaui proyeksi awal. Menurutnya, pencapaian ini merupakan bukti bahwa panas bumi bukan hanya andal sebagai sumber energi terbarukan, tetapi juga memiliki nilai strategis dalam mendukung agenda transisi energi nasional.

Meski tantangan global seperti ketidakpastian geopolitik dan tekanan ekonomi turut memengaruhi pendanaan proyek serta biaya operasional, PGE tetap mampu mencatatkan kinerja operasional yang stabil dan efisien. EBITDA margin perusahaan juga tetap terjaga di atas 80 persen, yang mencerminkan efektivitas pengelolaan aset serta operasional.

Lebih jauh, Yurizki optimistis terhadap upaya perusahaan dalam mencapai target 1 gigawatt (GW) kapasitas terpasang yang dikelola mandiri dalam waktu dekat. Optimisme ini ditopang oleh sejumlah proyek strategis yang tengah berjalan, termasuk pengembangan Hululais Unit 1 dan 2 sebesar 110 megawatt (MW), proyek-proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW, serta eksplorasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Tiga yang telah diresmikan Presiden Prabowo pada Juni lalu. Selain itu, beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 pada akhir Juni 2025 turut menambah pasokan listrik sebesar 55 MW ke jaringan nasional dan memberikan dampak positif terhadap kinerja PGE sepanjang tahun.

Read More  Tabungan Di AtasRp 5 Miliar Melejit, Isyarat Ekonomi Bersiap Tancap Gas

Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menegaskan bahwa sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia, PGE memiliki komitmen kuat untuk menghadirkan energi bersih berbasis panas bumi yang stabil, andal, dan berkelanjutan. Ia menyebut bahwa perjalanan menuju target 1 GW kapasitas mandiri ditempuh dengan konsistensi dan keyakinan tinggi, yang tercermin dari berbagai pengembangan proyek dan inisiatif eksplorasi baru.

Namun lebih dari sekadar menyuplai energi, Julfi menekankan bahwa PGE juga berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah operasional. Bagi PGE, energi panas bumi harus memberi manfaat bagi semua. Karena itu, selain menjaga profitabilitas dan berinvestasi secara strategis, perusahaan juga mendorong ekonomi sirkular dan kesejahteraan komunitas lokal. Komitmen sosial ini telah mendapat pengakuan global, salah satunya melalui raihan delapan penghargaan di ajang Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2025.

Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dalam industri panas bumi, saat ini PGE mengelola kapasitas terpasang sebesar 1.932 MW. Dari jumlah tersebut, 727 MW dikelola secara mandiri, sementara sisanya 1.205 MW dikelola bersama mitra. Perusahaan optimistis dapat meningkatkan kapasitas mandiri menjadi 1 GW dalam dua hingga tiga tahun ke depan, dan menargetkan 1,7 GW pada 2033.

Back to top button