TechnoUpdate News

AI Generatif hingga Internet Satelit: Teknologi Viral yang Mengubah Hidup Banyak Orang

AI generatif dan internet satelit jadi teknologi viral 2025. Keduanya mampu mempercepat pemerataan digital dan produktivitas masyarakat, tapi perlu etika dan literasi digital.

 Tahun 2025 menjadi saksi lonjakan adopsi teknologi yang bukan hanya canggih, tapi juga berdampak langsung pada kehidupan masyarakat luas. Dua inovasi yang paling menonjol dan viral tahun ini adalah kecerdasan buatan (AI) generatif dan internet satelit, yang kini mulai merambah ke pelosok Indonesia dan membuka akses digital yang lebih merata.

I generatif—teknologi yang mampu menciptakan teks, gambar, suara, hingga video secara otomatis—telah menjadi alat bantu utama di berbagai sektor. Platform seperti ChatGPT, MidJourney, dan Sora kini digunakan oleh pelajar, jurnalis, desainer, hingga pelaku UMKM untuk mempercepat proses kerja dan menghasilkan konten berkualitas.

“AI generatif bukan sekadar tren, tapi transformasi cara manusia bekerja dan berpikir. Ini membuka peluang besar bagi mereka yang sebelumnya terkendala waktu, biaya, atau keterampilan teknis,” ujar Prof. Hammam Riza, Ketua Umum Perkumpulan Kecerdasan Artifisial Indonesia, dalam diskusi daring bertema AI untuk Semua.

Menurut laporan TeknoPlug, AI generatif kini juga digunakan dalam bidang kesehatan untuk membuat ringkasan rekam medis, dalam hukum untuk menyusun dokumen kontrak, serta dalam pendidikan untuk membuat materi ajar yang adaptif.

 Menjembatani Kesenjangan Digital

Sementara itu, kehadiran internet satelit seperti Starlink menjadi solusi konkret bagi wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yang selama ini kesulitan mengakses internet stabil. Dengan kecepatan hingga 150 Mbps dan jangkauan yang tidak bergantung pada infrastruktur kabel, layanan ini memungkinkan warga di daerah terpencil mengakses layanan e-learning, telemedisin, dan e-commerce.

Read More  Lonjakan COVID-19 di Asia Tenggara, Indonesia Perketat Antisipasi Cegah Gelombang Baru

“Internet satelit adalah game changer. Ini bukan hanya soal koneksi, tapi soal keadilan digital,” kata Johnny G. Plate, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, dalam wawancara dengan Kompas TV.

Pemerintah Indonesia melalui BAKTI Kominfo juga telah menjalin kerja sama dengan penyedia layanan satelit untuk mempercepat pemerataan akses internet di lebih dari 7.000 desa yang belum terjangkau jaringan fiber optik.

Selain AI dan internet satelit, beberapa teknologi lain juga mencuri perhatian publik, seperti:

Kacamata pintar Halliday yang menggabungkan augmented reality (AR) dan AI untuk navigasi, terjemahan real-time, dan akses informasi tanpa menyentuh layar.

Mobil terbang yang dipamerkan di CES 2025, membuka wacana baru tentang masa depan transportasi urban.

Bioteknologi CRISPR yang kini digunakan untuk terapi genetik penyakit langka dan peningkatan hasil pertanian.

Menurut analisis Gartner yang dikutip oleh MagnaGlobal, tren teknologi lain yang akan mendominasi tahun ini termasuk agentic AI (AI yang bisa mengambil keputusan sendiri), post-quantum cryptography, dan disinformation security untuk melawan penyebaran hoaks dan deepfake.

Meski menjanjikan, para ahli mengingatkan bahwa adopsi teknologi harus dibarengi dengan literasi digital dan regulasi yang kuat. “Kita harus memastikan bahwa teknologi ini digunakan untuk memberdayakan, bukan menggantikan manusia,” tegas Prof. Hammam.

Pemerintah Indonesia juga tengah menyusun kerangka etika penggunaan AI dan perlindungan data pribadi, agar inovasi tetap berjalan seiring dengan perlindungan hak warga.

Back to top button