PHK Meningkat Tajam, Keluarga Perlu Strategi Keuangan yang Tepat
Gelombang PHK di awal 2025 membuat ribuan pekerja kehilangan mata pencaharian, memicu kebutuhan akan strategi keuangan keluarga yang bijak.

Sepanjang Januari hingga April 2025, Indonesia mencatat 24.036 kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyatakan bahwa angka ini sudah melebihi sepertiga dari total PHK sepanjang 2024. Provinsi dengan jumlah PHK tertinggi adalah Jawa Tengah (10.692 kasus), diikuti oleh Jakarta (4.649 kasus) dan Riau (3.546 kasus).
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama bagi keluarga yang terdampak langsung. Namun, dengan perencanaan keuangan yang bijak, keluarga dapat menghadapi masa transisi ini dengan lebih tenang.
Menghadapi situasi PHK memerlukan penyesuaian keuangan yang cermat. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
- Evaluasi dan Prioritaskan Pengeluaran
Langkah pertama adalah meninjau ulang anggaran keluarga. Identifikasi pengeluaran yang bersifat esensial, seperti kebutuhan pokok, pendidikan anak, dan tagihan rutin. Pengeluaran non-esensial, seperti hiburan dan makan di luar, sebaiknya dikurangi atau dihentikan sementara.
- Manfaatkan Dana Pesangon dengan Bijak
Dana pesangon sebaiknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan membangun dana darurat. Hindari penggunaan dana tersebut untuk investasi berisiko tinggi atau pembelian barang mewah. Menurut Manulife Indonesia, dana darurat idealnya mencakup 3 hingga 6 bulan pengeluaran bulanan .
- Restrukturisasi Utang
Jika memiliki utang, pertimbangkan untuk melakukan restrukturisasi dengan pihak kreditur. Hal ini dapat berupa penyesuaian tenor atau penurunan suku bunga. Langkah ini penting untuk meringankan beban keuangan selama masa pencarian pekerjaan baru .
- Cari Sumber Pendapatan Alternatif
Sambil mencari pekerjaan tetap, eksplorasi peluang pendapatan lain, seperti pekerjaan lepas, usaha kecil, atau menjual barang yang tidak terpakai. Langkah ini dapat membantu menambah pemasukan dan menjaga stabilitas keuangan keluarga.
- Konsultasi dengan Perencana Keuangan
Jika memungkinkan, konsultasikan kondisi keuangan dengan perencana keuangan profesional. Mereka dapat memberikan saran yang sesuai dengan situasi dan tujuan keuangan keluarga.
Menghadapi PHK memang tidak mudah, namun dengan langkah-langkah strategis dan disiplin dalam pengelolaan keuangan, keluarga dapat melalui masa sulit ini dengan lebih baik. Penting untuk tetap optimis dan proaktif dalam mencari solusi serta dukungan yang tersedia.